Sunatnya Banyak Mengingat Mati Dan Bekal Untuknya
Bersiap Menuju Akhir: Anjuran Memperbanyak Ingat Kematian
Setiap insan pasti akan mati. Inilah kepastian yang tak bisa dibantah siapa pun, namun sering kita lalaikan. Padahal, mengingat kematian adalah obat hati, penawar dunia, dan pendorong amal akhirat.
Imam Al-Qurṭubī rahimahullah dalam Mukhtashar Tafsir-nya menuliskan satu bab khusus tentang keutamaan memperbanyak ingat kematian dan pentingnya bersiap menyambutnya.
📖 Hadis-Hadis Tentang Ingat Kematian
Dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perbanyaklah mengingat penghancur segala kelezatan!”
(HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Tirmidzi)
Yang dimaksud dengan penghancur segala kelezatan adalah kematian.
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ ditanya:
“Wahai Rasulullah, siapakah orang beriman yang paling cerdas?”
Beliau ﷺ menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk setelah mati. Mereka itulah orang-orang cerdas.”
(HR. Malik & Ibnu Majah)
💔 Kematian Adalah Pemurni Hati dan Penyejuk Dunia
“Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan (kematian), karena itu akan menyucikan hati dan membuat zuhud terhadap dunia.”
(HR. Tirmidzi)
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Cukuplah kematian sebagai peringatan.”
🌟 Para Sahabat dan Ulama Salaf Tentang Kematian
Umar bin Khattab radhiyallāhu ‘anhu sering melantunkan syair:
“Tidak ada yang abadi dari apa yang engkau lihat…
Segala harta, anak, kerajaan akan lenyap…
Bahkan Nabi Sulaiman yang angin tunduk kepadanya pun wafat.”
Seorang lelaki di Madinah setiap malam berdiri di atas tembok dan berseru:
“Ar-Rahiil… Ar-Rahiil!” (Bersiaplah berangkat! Bersiaplah pulang!)
Ketika ia wafat, suara itu pun tak terdengar lagi, hingga Amir kota pun menangis dan berkata:
“Dia telah pergi… namun dia telah menyiapkan bekalnya.”
Yazid ar-Raqasyi rahimahullah berkata kepada dirinya:
“Wahai jiwaku, siapa yang akan shalat menggantikanmu setelah mati? Siapa yang akan puasa untukmu setelah mati?”
Lalu beliau menangis hingga pingsan.
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah biasa mengumpulkan para ahli fikih untuk mengingat kematian, kiamat, hisab, dan sirat, hingga mereka semua menangis seperti sedang duduk di depan jenazah.
🧠 Hikmah Orang yang Sering Mengingat Kematian
Muhammad al-Laffaf rahimahullah berkata:
“Siapa yang banyak mengingat kematian akan mendapat tiga kemuliaan:
1. Segera bertaubat,
2. Qana’ah (merasa cukup),
3. Semangat beribadah.”
“Sedangkan yang melupakan kematian akan tertimpa tiga musibah:
1. Menunda taubat,
2. Tamak terhadap dunia,
3. Malas dalam ketaatan.”
📌 Renungan: Mengapa Kita Harus Ingat Mati?
Mengingat mati akan:
- Melembutkan hati yang keras
- Menyadarkan bahwa dunia hanyalah tempat singgah
- Menumbuhkan kerinduan pada akhirat
- Membuat kita tidak tertipu oleh kemewahan dunia
- Menumbuhkan rasa syukur dan taubat
“Ingatlah kalian semua wahai saudaraku, kita akan keluar dari rumah kita, berpisah dari keluarga, lalu dibaringkan di tanah yang sempit, gelap, dan sunyi. Tidak ada kasur empuk, hanya tanah dan cacing yang menemani.”
🤲 Penutup
Mari kita perbanyak mengingat kematian, karena ia adalah nasihat yang paling jujur dan paling keras. Ia tidak mengenal usia, jabatan, atau kekayaan. Maka bersiaplah, wahai jiwa, karena perjalanan akan segera dimulai.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai.”
— (QS. Al-Fajr: 27–28)
📚 Referensi:
- Mukhtashar Tafsir al-Qurthubi, Bab: استحباب الإكثار من ذكر الموت وما جاء في الاستعداد له
- HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Malik, Tirmidzi
- Riwayat-riwayat dari Umar bin Khattab, Yazid ar-Raqasyi, Umar bin Abdul Aziz, Muhammad al-Laffaf, Yusuf bin Asbath
- Tafsir Al-Qurthubi (cetak Darul Kutub al-Ilmiyyah)

Komentar
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda dengan baik dan sopan